Rest Well, Mas Kiki

Rasanya sudah banyak ucapan dan doa yang terucap buat Mas Kiki, membuktikan bahwa Mas Kiki berperan besar bagi banyak orang. Tetap saja aku ingin menulis ini, untuk kita yang ditinggalkan, bahwa kebaikan sekecil apapun akan terkenang bagi orang yang membutuhkan.

Saat itu, tahun 2016, mungkin sekitar bulan Agustus, ketika aku pertama kali bertemu Mas Kiki, Mba Sari, dan Ghazi. Di ruang dosen, Bu Mahe, ketika ingin berterima kasih, berpamitan, dan minta doa ke Bu Mahe sebelum berangkat ke Edinburgh. Nama Mas Kiki Ahmadi cukup kukenal walaupun kami tidak pernah berada di tahun kuliah yang sama. Bagaimana tidak? Di grup alumni mas Kiki gencar sharing akan pengalamannya di dunia kerja. Saya yakin banyak yang minta saran atau diskusi dengan Mas Kiki soal dunia kerja.

Tweet-tweet ini bisa menjadi sedikit contohnya https://twitter.com/icanikhsani/status/1355820950474813443?s=20 dan https://twitter.com/ardiwilda/status/1352989821501730816?s=20

Sama seperti dua contoh tersebut, aku pun pernah meminta saran ke Mas Kiki. Tempatku bekerja sekarang adalah tempat yang sama dengan Mas Kiki bekerja. Awal mengetahui kantor ini pun dari Mas Kiki yang saat itu juga baru bergabung. He’s always proud of what he is doing.

Saat kembali ke Indonesia di tahun 2017, cukup lama aku mendapatkan tawaran kerja. Mendaftar ke tempat kerja sekarang sekaligus mendaftar ke beberapa tempat lain. Awalnya aku sudah mendapatkan pekerjaan di tempat lain, lebih besar komponen gajinya karena ada benefit biaya transport, tapi karena satu dan lain hal, role yang diberikan tidak seperti bayanganku saat interview. Di minggu pertama bekerja aku sudah berdoa sungguh-sungguh supaya bisa dapet offer dari tempat lain dan betul, dapat offer lain di tempat kerja yang sekarang. Di sini lah aku meminta saran sama Mas Kiki sebagai orang yang sudah lebih dulu bergabung di kantor sekarang, saat itu aku dari kos di Gatsu, main ke Depok. Naik KRL ke stasiun UI, dijemput Mas Kiki terus naik Grab Car. Long story short, Mas Kiki bilang kurang lebih “Kamu bayangin aja kamu akan kerja minimal 8 jam sehari selama tahunan, kira-kira kamu sanggup ga?” dan tentu banyak input lain mengenai aspirasi karir ke depan. Hal yang paling diingat tentang positifnya kalau aku gabung ke kantor yang sekarang menurut mas Kiki adalah “Orangnya baik-baik banget, yang kalau ada kurang atau salah minta maaf dan mau belajar bareng, aku sampe ga enak sendiri”. Setelah 3 tahun lebih di kantor yang sekarang, aku bisa mengamini kata Mas Kiki. Mas Kiki lah yang membukakan rezeki dekat dengan orang-orang yang baik.

Apakah pilihan ini lebih baik dari pilihan lainnya? Belum tentu. Namun dengan keadaan sekarang, di masa pandemi dan sebagai ibu baru, rasanya memang dibandingkan pilihan yang lainnya mungkin tidak sebanyak ini waktu bersama anak, suami, dan Mama di rumah.

Mungkin pada mikir ya? Kenapa harus dijemput kalau pake grabcar juga, aku pun mikir gitu awalnya. Ternyata hari itu tepat ulang tahun Mbak Sari, jadi sekalian ngobrol sekalian cari kado dan kue buat Mba Sari. Puteran margonda yang macet itu cukup banget lho buat ngobrol berat ternyata. Begitulah Mas Kiki bisa memanfaatkan tiap kesempatan sebaik-baiknya untuk bisa bantu adek angkatan tapi juga bisa surprise kecil-kecilan buat istri cantiknya.

Mas Kiki di awal-awal aku gabung kantor sekarang juga sering nanya gimana kerjaan dan bahkan ketika sedang cukup tinggi pressure-nya pun Mas Kiki taking care of his colleagues.

Mas Kiki, karena Mas begitu semangat di tiap update dari https://kitabisa.com/campaign/bantumaskiki, aku selalu merasa Mas Kiki akan bisa kembali aktif di kantor, di https://kikiahmadi.com/, di kegiatan alumni SI.

Mba Sari dan Ghazi, hampir setiap hari aku buka halaman kitabisa untuk donasi Mas Kiki dan ikut mengamini doa-doa di sana. Mba Sari dan Ghazi yang kuat ya, Mas Kiki orang yang sudah banyak menyentuh dan membantu kehidupan orang lain, insyaAllah diterima amalnya oleh Allah SWT dan diampuni dosa-dosanya. Aamiin.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita yang ditinggalkan bahwa setiap dari kita akan kembali, tidak menunggu tua pun. Dan di waktu yang kita tidak tahu berapa lama lagi dipinjamkan, semoga setiap dari kita bisa memanfaatkan sebaik-baiknya dan bisa banyak bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita.

Mas Kiki, a great mind, an eloquent speaker, a kind heart, a talented writer, a caring friend, an aspiring person, a loving husband and father. May you rest in peace and inspire people to continue the way that you paved.

Edinburgh, 2017
Cibinong, 2019

Happy 6th Anniversary, Basilisk

Banyak orang yang bilang kalau waktu berlalu tanpa terasa, tiba-tiba udah tahun ke-6 aja sejak angkatan Sistem Informasi ITS diangkat. 26 Mei 2012, setelah berbulan-bulan dikader, hari itu menjelang Maghrib kita disambut jadi keluarga Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi. Tidak semua hal selama berbulan-bulan itu menyenangkan, tapi tentu harus diakui kalau kegiatan bersama-sama itu lah yang bikin kita “kenal” satu angkatan. Dan lagi, kurang keren apa pada mau dinamain Basilisk? Sebagai seorang potterhead aku merasa terharu.

Di tahun ke-3 setelah basilisk kloter pertama wisuda, saat ini Basilisk udah berpencar ke berbagai bidang atau perusahaan di penjuru Indonesia, setidaknya di tiap pulau besar di Indonesia, Bali, dan Nusa Tenggara ada aja anak Basilisk (ga punya data tepatnya sih, Sumatera ada ga ya yang ditempatin di sana bukan sekedar dinas? Ga yakin??? padahal menarik banget). Ada juga yang udah menuntut ilmu ke luar negeri bahkan ke Amerika! Sebuah perjalanan panjang, dimulai dari Surabaya, di sebuah kampus yang sering disalah artikan sebagai Institut Teknologi Surabaya. Teman-temanku yang budiman, ITS itu singkatan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, terima kasih.

Di dalam kiriman ini aku mau mengucapkan terima kasih karena telah membentuk baik-buruknya karakterku saat ini dan tentu terima kasih karena tetap bisa bersilaturahmi setelah sekian taun selesai kuliah, masih bisa diajak bukber tiap taun dengan peserta lebih dari 30, masih bisa diajak badminton bareng walau di Jakarta, sudah jauh dari tempat awal kita kenal.

Sekali lagi selamat ulang tahun, Basilisk 🙂

Foto-foto dengan resolusi rendah yang tetap indah

WhatsApp Image 2018-05-26 at 4.30.11 PM.jpeg

WhatsApp Image 2018-05-26 at 4.30.11 PM (1)
Masih maba

WhatsApp Image 2018-05-26 at 4.30.11 PM (2)
Basilisk’s 1st Anniversary

Dan foto agak baru dari Bukber Basilisk Region Jakarta

DSC01701.JPG

Oiya hari ini region Surabaya juga Buka bersama, pas sama ultah Basilisk.

Sedikit iseng yang mungkin agak berfaedah:

Basilisk’s fun fact

Karena lagi ngomongin ulang tahun, ternyata banyak juga Basilisk yang ulang tahun bulan Mei, sedikit di bawah Juni/Juli!

basilisk ultah.PNG

Dan terhitung hari ini, kira-kira begini sebaran data usia Basilisk:

usia basilisk.PNG

Others tu yang datanya kosong ya, data aku ambil dari db basilisk jaman kapan tau yang ga keupdate :’)))

menikah.PNG

Kalau data nikah ini murni dari ingatan jadi ya sorry kalau ada yang keskip, dari seingetku, udah ada 22 orang yang menikah terhitung sampai hari ini.

tren

Untuk tahun 2018 aku pake pendekatan kasar dari jumlah yang nikah sampai Juni 2018 dikali dua aja, ya sebetulnya juga udah ada beberapa bocoran jadi semoga akurat perkiraannya. Sebetulnya memang trend nikah di angkatan Basilisk ini memang baru gencar tahun lalu sih, walau terlalu sedikit datanya untuk forecast, tapi kira-kira tahun depan masih bakal naik sih jumlahnya. Gausah panik dan merasa peer pressured, masih ada 80% yang belum menikah kok di Basilisk! Gatau tahun depan sih (lol). Lagian semakin banyak kondangan semakin banyak didoain cepet nyusul, semakin sering juga silaturahmi, jadi gapapa deh.

Bosan bahasan soal menikah? Sama sih.

Fun fact lain yang belum cukup banyak untuk divisualisasi.

  • Setidaknya sudah 5 anggota Basilisk yang punya gelar Master
  • Setidaknya ada 11 anggota Basilisk yang sedang menempuh S2, bahkan udah beberapa mau sidang akhir! Jadi kalau ada yang udah berencana lanjut kuliah bisa nanya nih ke 16 orang ini soal lanjut sekolah.
  • Dua poin di atas juga datanya modal sepengetahuanku aja ya, mana tau ada yang ga publish.
  • Ada 2 Basilisk couple dari pasangan yang sudah menikah dan dua pasangan lagi akan menyusul dalam waktu dekat (lah balik lagi) Sorry2

Anyway, sekian, doaku menjelang buka puasa ini (yang semoga sama mustajabahnya sama saat berbuka). Semoga apapun yang sedang ditempuh dan direncanakan oleh kita semua bisa lancar, pekerjaannya makin menyenangkan dan rejekinya tambah banyak, dalam bentuk apapun.

Sekali lagi, selamat ulang tahun, Basilisk.
With love,
5211100106.

Bertemu

Setelah hampir dua bulan di sini, saya makin menghargai sebuah pertemuan. Walau (Alhamdulillah) tidak sulit menemukan hal-hal yang saya butuhkan di Edinburgh, tetap ada antusiasme ketika bertemu sesuatu/seseorang yang tidak saya kira ada, di sini.

Di Indonesia, bangun buat subuhan bisa dari suara adzan, waktu-waktu solat juga ga perlu dicek setiap hari, karena ada Adzan. Di sini, ketemu masjid gede deket sama  flat dan kampus aja seneng banget, bahkan masjidnya ada aplikasinya dong buat jadwal waktu solat (di sini waktu solat berubah-ubah tiap hari bisa sampe beda 5-10 menit).

Di Indonesia makan ngga pernah mikir “ini halal apa engga ya”, “dagingnya disembelihnya gimana ya?”. Baru di sini saya ngeh kalo hal-hal ini penting diperhatikan. Seneng banget sih waktu pertama ketemu berbagai macam halal store di deket flat.

Kemarin bisa dikatakan pertemuan paling emosional selama saya di sini. Saya bertemu dengan 2 teman seangkatan saya saat S1 yang sama-sama lanjut kuliah ke UK. Kami bertemu bukan di kota tempat tinggal salah satu dari kami, kami sama-sama mengeluarkan effort dan meluangkan waktu untuk bertemu. Kami mungkin bukan teman yang begitu dekat saat kuliah, namun sejak sama-sama dapat kesempatan ke sini, kami sering sekali berbagi informasi soal persiapan keberangkatan, visa, kehidupan di sini, serta tentunya perkuliahan. Setelah kira-kira sebulan di negeri orang, akhirnya kami bertemu, di tempat yang sebelumnya tidak kami rencanakan.

 

1477259118747
Kaku amat ya ya soalnya dingin

1477259132291
yang ini malah keliatan terlalu akrab(?)

Dulu, saya ngga pernah nih ngobrol panjang lebar sama si Yusuf, entah karena ngga ada kesempatannya atau ngga ada topik. Tapi karena kemarin Vivi terjebak macet, akhirnya kami punya waktu untuk ngobrol hal-hal yang dulu sungkan saya tanyakan karena memang tidak seakrab itu.

Dulu, saya sama Vivi juga ngga gitu sering interaksi, sekarang saya sering nyampah ke doi kalo galau kuliah (dll juga sih), bahkan uda punya rencana untuk refreshing tahun depan setelah insyaAllah kita belajar keras ya, sis? :’)

Kami yang dulunya biasa ketemu di kampus sehari-hari, dikader bareng-bareng, kerjain tugas sama-sama, ngga pernah seantusias kemarin pas bisa ketemu. Kadang hal-hal kecil yang nampak biasa memang terasa jauh lebih menyenangkan ketika peluang kejadiannya lebih kecil. Namun bahkan kejadian kecil seperti ini saja harus sama-sama diperjuangkan. Dari kota yang berbeda-beda, dengan biaya masing-masing, dengan menyempat-nyempatkan ngobrol di sela-sela waktu senggang setelah akhirnya Vivi dateng dan setelah itu udah diajak pulang rombongannya, asli rasanya masih kurang. :’)

Semangat belajarnya ya buat kita. Semoga niat kita selalu lurus dan dijaga sama Allah. Kaya niat Ucup biar ga jomblo pas PhD, aamiin(?).

Till we meet again (soon) ya, mungkin ketemu Basilisk yang lain sekalian. 🙂 :p

ps: ngedoain ada yang ke sini segera kok maksudnya 🙂

#BasiliskUK2016.

 

Dear The One Who Inspire Us

Good morning, Bu.

It’s another October 11th coming which means another happy birthday for you. We wonder if you ever imagined influencing a lot of students that you taught(/teach). We believe that we are only two of so many students that you have helped to reach their goal. To move more than a thousand miles from home. To reach beyond what we have ever dared to dream.

Happy birthday, dear Bu Mahendrawathi. We will be forever in debt and grateful for the lecture and lessons you’ve taught, the advice, the supervision, and the recommendation letter you sincerely wrote for us that has sent us here, pursuing our master degree.

Happy birthday, Bu. We wish you nothing but the best, to always be inspiring, healthy, also surrounded by happiness. Thank you is an understatement for us to give to you. We will always remember your advice and try not to disappoint you, Bu.

To get in here is what you have believed in us, to get out of here is how we can prove that you didn’t give your trust in vain.

Once again, happy birthday, Bu Mahendrawathi, the one who inspire us.

Best Regards from Edinburgh and Nottingham.

Ariesty Rafika and Ratna Aisyah Savitrie.

Untuk yang (Mungkin) Tidak Menyadari

Kalau mau mengeluh rasanya ngga ada habis-habisnya masalah ataupun tantangan dalam hidup, lulus satu ujian, dapet lagi yang lain, gitu aja terus. Sebenernya bisa dianggep enteng aja, anggep aja emang mau naik level, ya kan? Ini tulisan aslinya emang buat sugesti diri sendiri sih hahaha.

Melupakan fakta kalau sampai detik ini saya udah ditolak universitas 2x dan belum dapet 1 pun LoA sedangkan udah entah berapa kali dapet pertanyaan “Jadi mau lanjut ke mana?” yang setiap kali ditanyain, satu helai rambutku rontok. Ya, terserah ik.

Tapi capek ah kalau mau nulis keluhan-keluhan, mending nulis yang positif-positif aja hehehe. Sejujurnya, ngga pernah terpikir kalau saya, seorang anak dari perwira TNI  dan seorang ibu rumah tangga, punya kesempatan untuk kuliah di luar negeri (walau belum tau di mananya tapi insyaAllah kemungkinan besar begitu). Bermimpi pun rasanya ngga berani, karena emang “duit dari mana?”

Sampai suatu hari, saya masih ingat betul saat itu saya sedang mengurus administrasi penyelesaian Kerja Praktek di Jakarta, saya membaca timeline twitter kakak kelas saya, Nabiyla Risfa Izzati, 10 Agustus 2014, akunnya digunakan sebagai media livetweet untuk kegiatan PK-14 LPDP kelompok Chaerul Saleh. Saya mengamati setiap update dari akun tersebut. Setiap informasi, quote motivasi yang dikirimkan melalui tweet meresonansi semangat ke dalam diri saya. Saya langsung berpikir, bisa nggak ya saya kaya Mba Bey? Sebenernya kalau standar pencapaiannya Mba Bey emang ketinggian sih, bayangin aja lulus cum laude 3.5 taun, langsung exchange ke Australia, lanjut kuliah ke Leiden di tahun yang sama. Emang keren sih kamu Mba Bey. *.*

Terima kasih Mba Bey, dulu aku nyimak livetweet PK 14, minggu lalu aku jadi pemegang akun livetweet di PK 55. Dari kamu mbak, awal aku merasa aku pasti bisa, kita tumbuh di daerah yang sama, sekolah di SMP dan SMA yang sama. Benar-benar membuncahkan semangat dan percaya diri bagiku buat nyusul kamu, Mba. Walaupun jalannya emang ngga selancar Mba Bey, tapi beneran Mba, walaupun kamu mungkin ngga sadar, kamu Mba yang bikin aku berani memulai. Terima Kasih Mba Bey. :’)

Apa yang mau saya sampaikan di sini adalah, meskipun itu udah tugas atau kewajiban, meskipun itu rasanya sepele, sebenarnya hal-hal positif sekedar livetweet bahkan kalimat motivasi sangat berarti buat orang-orang di sekitar, segera setelah saya mengamati timeline Mba Bey saya berdoa saya bisa punya kesempatan yang sama, saya benar-benar cari tahu soal LPDP, belajar IELTS bersama sekelompok teman, I do things I never planned before, because somehow I never thought that it was possible for me to achieve. Saya sangat senang kalau ada adek angkatan atau adek kelas saya yang bisa terinspirasi atau tersulut semangatnya karena hal-hal yang saya lakukan, bukan, bukan karena saya ingin menjadi sosok inspiratif, namun karena saya sendiri sudah merasakan, kuatnya semangat yang timbul dari keteladanan.

Makasih juga buat Mas Agus, Mas Faza, Mba Ichan, Mas Ryan mas-mbak angkatanku di SI yang selalu kasih tips dan semangat bahwa saya pasti bisa jadi awardee LPDP. Makasih Mbak, Mas, meskipun masih tertatih-tatih, saya pasti nyusul kalian menapakkan kaki di belahan lain dunia :* eh kalian UK semua ya, yaAllah semoga aku jugaa hehehe :’)

Update:

Penasaran kan ada orang sehebat Mba Bey, rahasianya dia sih kayanya karena sangat humble, huhuhu kamu role modelku Mba. :’*

mba Bey
Respon Mba Bey abis baca tulisan acakadul ini :’*